Rabu, 02 November 2011

Dampak dari kejadian di Indonesia (Reshuffle cabinet Indonesia bersatu dan kejadian gempa bumi di Nusa dua Bali)



                Berita baru-baru ini Indonesia muncul 2 kejadian yang berpengaruh terhadap Negara Indonesia. Pertama kita membahas reshuffle cabinet yang dilakukan oleh cabinet Indonesia bersatu yang dipimpin oleh presiden kita sekarang yaitu Susilo Bamabang Yudoyono yang merupakan perombakan para mentri yang bertugas selama SBY berkuasa. Salah satu contoh dampak reshuffle cabinet Indonesia bersatu. Bila kita lihat lebih jauh tentang Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, maka di sini kebudayaan adalah urusan wajib dan pariwisata sebagai urusan pilihan. Apabila kebudayaan dipindahkan ke kemen­terian lain, maka tinggal pariwisata sendiri sebagai urusan pilihan. Sedangkan sebutan ekonomi kreatif itu nampaknya hanya sebagai peleng­kap untuk bisa lebih mengem­bangkan kepariwisataan. Selama ini kebudayaan sudah sinkron dengan pariwisata, di mana kita memajukan dan melestarikan kebudayaan adalah untuk menunjang pariwisata. Kebu­dayaan secara luas tidak bisa dilepas dari pariwisata dan begitu pula sebaliknya. Apabila kepariwisataan tidak dilandasi oleh kebudayaan maka pariwisata akan lepas kendali, kering dan sepi sehingga bisa memunculkan pariwisata maksiat. Dan apabila kebudayaan tidak disertai oleh pariwisata maka budaya itu akan stagnan, tidak berkembang yang akhirnya ditinggalkan.

                Dampak positif dari resufle ini belum ada yang terlihat. Kita dapat melihatnya dalam tiga tahun kedpan ini bagaimana dampak dari reshuffle para mentri ini. 

                Dan kejadian gempa yang terjadi di nusa dua bali mengakibatkan kurangnya wisatawan yang berkujung ke bali. Karena kita tahu bali merupakan tempat wisata yang mendunia sehingga bencana alam yang terjadi di nusa dua bali membawa dampak menurunya wisatawan local maupun asing yang berkunjung ke bali. Sehingga pendapatan yang diterima oleh Negara menurun. Sebuah bencana tentu lebih banyak membawa dampak negative dari segi mana pun.